ini adalah iklan oleh pihak ketiga
Foto: Thinkstock
JAKARTA - Bagi setiap muslim puasa adalah hal yang wajib dilaksanakan selama Bulan Ramadan. Namun ketika menjalani puasa ramadan ada beberapa pemahaman keliru yang berkembang.
Ahli diet Riham Shamseddine, mencoba menjelaskan beberapa informasi keliru yang sering dipercaya dan sebaiknya mulai Anda tinggalkan.
Mitos Puasa 1 : Puasa Ramadan Membantu Menurunkan Berat Badan
Menurut Riham tujuan puasa Ramadan bukanlah untuk menurunkan berat badan atau membantu menurunkan berat badan. Sarapan umumnya memulai metabolisme dengan membantu membakar lemak lebih cepat, sedangkan puasa mengurangi asupan kalori secara keseluruhan dan memberi tahu tubuh bahwa kalori yang diserap kurang dari yang dibutuhkan.
Hal itu mendorong tubuh untuk memperlambat metabolisme dan menghemat energi agar tetap efisien, mengaktifkan mekanisme perlindungan alami tubuh untuk melawan rasa lapar. Puasa Ramadan memperlambat laju pembakaran kalori, yang dapat menyebabkan penambahan berat badan apabila diet Anda banyak gula, lemak dan asupan kalorinya melebihi kebutuhan kalori harian.
Mitos Puasa 2 : Makan Sahur yang Banyak Mempermudah Puasa
Sahur seharusnya tidak perlu makan makanan yang berat. Makan besar yang penuh dengan kalori dan lemak sebagai santap sahur tidak dapat mengimbangi energi yang hilang selama waktu puasa Ramadan. Salah satu hal yang terpenting selama sahur adalah tidak mengonsumsi makanan yang digoreng dan makanan yang mengandung kadar garam tinggi untuk mencegah kehausan yang berlebihan ketika menjalani puasa.
"Bahkan jika kita makan lebih banyak dari biasanya, ada kecenderungan untuk merasa lemas atau kurang energi ketika berpuasa. Kunci untuk bertahan puasa selama seharian adalah makan makanan yang tepat. Sahur harus diimbangi dengan karbohodrat,protein, dan lemak baik, yaitu telur dadar dengan sayuran dan irisan roti ditambah dengan sayuran hijau atau sedikit alpukat," kata Riham kepada Arabian Bisnis.
Mitos Puasa 3 : Puasa Menghilangkan Racun dari Tubuh
Puasa tidak membantu tubuh mengeluarkan racun-racun karena sebenarnya makanan tidak memproduksi racun di tubuh. Yang terjadi ketika Anda makan tidak sehat adalah terjadinya stres oksidatif. Stres oksidafit adalah kondisi di mana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya. Akibatnya menimbulkan kerusakan sel maupun organ yang lebih banyak.
Baik puasa atau tidak, Anda perlu membatasi makanan yang tidak sehat dan menjaga diet kaya antioksidan. Hal ini dapat membantu melawan radikal bebas yang menyebabkan penyakit.
Pastikan mengonsumsi makanan super seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian, salmon, alpukat. Puasa Ramadan saja tidak cukup untuk mengeluarkan toksin, tapi harus disertai dengan makanan sehat dan seimbang.
Mitos Puasa 4 : Olahraga Saat Puasa Berbahaya
Berolahraga saat puasa Ramadan aman jika telah terbiasa berolahraga dengan perut kosong. Satu-satunya masalah dengan berolahraga saat berpuasa adalah tubuh tidak menerima energi dari makanan. Hal yang mungkin terjadi ketika berolahraga saat berpuasa adalah penipisan otot sehingga membuat energi yang sudah disimpan di kantong otot berperan sebagai glikogen.
"Jika perlu berolahraga saat berpuasa, kita bisa melakukannya langsung sebelum berbuka puasa dan kemudian mengisi kebutuhan energi dari makanan. Atau setelah satu sampai dua jam usai mengonsumsi makanan berbuka puasa dan kemudian setelah berolahraga penting juga untuk kembali mengisi energi dengan makanan yang kaya akan protein dan karbohidrat," terang Riham.
(dtc)