ini adalah iklan oleh pihak ketiga
ACARA PEMBUKAAN: Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi, Bakal Calon Marwan Jafar dan Anggota DPR dari Fraksi PKB Bisri Romly dan Barodin Ashori menyaksikan atraksi kesenian tradisional rancak Bambu dalam acara pembukaan Musabaqah Kitab Kuning di depan rumah dinas bupati Pekalongan, Minggu (21/5). (Foto: suaramerdeka.com/Agus Setiawan)
KAJEN – Musabaqah kitab kuning yang digelar di Pendapa Rumah Bupati Dinas Pekalongan, Minggu, (21/5) diikuti sebanyak 142 santri dari tujuh kabupaten/kota di eks-Karesidenan Pekalongan. Mereka akan berlomba keterampilan membahas dan membaca kitab kuning dari beberapa karya monomental ulama kuno, seperti Imam Al Ghazali, Ibnu Malik dan sebagainya.
“Musabaqah kitab kuning sebagai bentuk pelestarian tradisi keilmuan pesantren. Musabaqah kitab kuning di Pekalongan ini merupakan semi final Zona Jateng 5,” kata Koordinator penyelenggara Musabaqah Kitab Kuning, Bisri Romly.
Menurutnya, Babak semifinal MKK juga akan digelar di pendapa Kabupaten Pekalongan secara bersamaan. Hal ini menunjukkan apresiasi dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap pelaksanaan MKK yang selama ini digelar.
“Kegiatan MKK ini tidak hanya diselenggarakan di pondok pesantren, namun juga di kampus-kampus umum dalam rangka menangkal pemikiran dan faham radikal yang tumbuh subur. Melalui kegiatan MKK diharapkan mampu mewarnai khasanah pemikiran yang berkembang di Internet, dimana dengan adanya Internet paham radikal mudah diakses,” terangnya.
Padahal dengan mengkaji Kitab kuning, lanjut dia, akan mendapatkan sumber kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Sebab dalam kajian kitab kuning sanad muttashil sampai Rasulullah serta disampaikan oleh orang-orang yang terpuji (mu’tabaroh).
Sanad Muttashil dan mu’tabarah merupakan faktor utama yang menjadikan sebuah karya keagamaan terjaga dan dapat dibertanggungjawabkan.
(SM)
Kenapa Harus Mematikan Ponsel 5 Menit Setiap Hari?
