ini adalah iklan oleh pihak ketiga
Warga binaan dan pegawai Lapas Kelas IIA Pekalongan mengikuti makan nasi urapan bersama menjelang datangnya bulan suci Ramadan, Jumat (26/5). (suaramerdeka.com/ Kuswandi)
PEKALONGAN - Banyak cara dilakukan warga masyarakat dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Salah satunya dilakukan warga binaan dan pegawai di Lapas Kelas IIA Pekalongan dengan cara yang unik yakni menggelar tradisi megengan (H-1 menjelang Ramadan-red).
Tradisi itu digelar kali pertama sejak Kalapas Kelas IIA Pekalongan dipimpin Maulidi Hilal. Upacara tradisi megengan dipimpin Maulidi Hilal, dengan memimpin doa bersama sebelum melaksanakan tradisi megengan dalam bentuk makan bersama nasi urapan.
Tentu, tradisi tersebut disambut antuasi warga binaan Lapas setempat. Tradisi dimaksud diikuti 254 warga binaan dan pegawai di Blok IV dan Blok V. Para warga binaan berjejer rapih, dan didepannya disuguhi nasi urapan dengan beralas daun pisang.
“Disamping dalam rangka menjalin tali persaudaraan dan silaturahmi dengan warga binaan. Acara ini sekaligus melaksanakan tradisi megengan menjelang datangnya bulan suci Ramadan,” terang Kalapas Kelas IIA Pekalongan, Maulidi Hilal, kepada suaramerdeka.com, Jumat (26/5) siang.
Dalam tradisi megengan dimaksud, tanpa terkecuali pegawai Lapas ikut membaur makan bersama. Termasuk, Kalapas Kelas IIA Pekalongan, Maulidi Hilal, yang duduk lesehan bersama warga binaan makan bersama dengan tangan kosong.
Menurut Maulidi Hilal, budaya makan bersama diharapkan tidak ada jarak antara warga binaan itu sendiri dengan para pegawai.
Pada prinsipnya, kata dia, warga binaan dan pegawai merupakan satu keluarga besar yang saling menghormati dan menghargai antar sesama. “Mereka (warga binaan-red) bukan tidak mungkin meraih kesuksesan kelak. Banyak contoh warga binaan yang sudah bebas, mereka bisa sukses,” tegasnya.
(SM)