ini adalah iklan oleh pihak ketiga
Dokumentasi Menteri ESDM, Ignasius Jonan, saat menyampaikan paparannya saat rapat kerja dengan Komisi VII di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (30/3/2017). Rapat kerja membahas perkembangan PT Freeport Indonesia, harga gas, dan listrik. (ANTARA/M Agung Rajasa)
JAKARTA - Menteri ESDM, Ignasius Jonan, menginginkan industri minyak dan gas bumi (migas) nasional menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Industri migas ini tidak hanya menjadi salah satu sumber devisa negara saja, tapi kalau bisa memilih, ingin menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Jonan, di depan Asosiasi Migas Indonesia, di Jakarta, Rabu.
Semakin lama produksi migas semakin berkurang, yang juga berarti biaya operasional dan cara-cara mendapatkan migas semakin susah dan mahal. Namun, Jonan tetap menginginkan industri migas Indonesia mampu produksi secara maksimal.
Salah satu kunci, menurut dia, efisiensi operasi. Sebab tidak ada industri dan ahli yang dapat memprediksi harga minyak dunia secara tepat tiap tahun.
Ketersediaan migas di Indonesia juga semakin menurun jumlahnya. Maka Jonan mengingatkan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama agar lebih giat mengeksplorasi secara efisien, terutama PT Pertamina, BUMN satu-satunya di bidang produksi dan pemasaran minyak.
Selain itu, proses administasi yang cepat akan dapat membantu penghematan berbagai biaya dan efisiensi. Rata-rata waktu yang diperlukan hingga menghasilkan minyak pertama memerlukan periode hingga belasan tahun.
"Blok Masela saja 10 tahun prosesnya, ini kalau first oil atau first gas-nya seperti ini, bisa-bisa saya pikun baru muncul minyaknya, maka saya harap SKK Migas dan pihak lainnya dapat memberikan waktu lebih singkat bagi investor," katanya. (ant)