ini adalah iklan oleh pihak ketiga

181 Ribu Kepala Keluarga di Brebes Tidak Miliki Jamban || mediatunggal.com

Trip to Curug Nangka Bogor


INSTAGRAM

SHARE

181 Ribu Kepala Keluarga di Brebes Tidak Miliki Jamban

admin 25-05-2017 || 13:53:19

Imam Suripto/detikcom

BREBES - Ratusan ribu warga miskin di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, hingga kini masih belum memiliki jamban keluarga. Mereka lebih suka membuang air ke sungai atau saluran air. Selain itu, kebanyakan dari mereka beralasan, tidak memiliki jamban karena tidak ada biaya untuk membuat jamban pribadi.

Berdasarkan catatan Lembaga Jamban Sehat Tuntas jumlah kepala keluarga (KK) yang ada di Brebes mencapai 573.330. Hingga bulan Mei 2017, yang sudah memiliki jamban ada 68.35 persen, atau 391.861 KK. Sedangkan yang belum memiliki jamban ada 31.65 persen atau 181.469 KK. 

Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, tercatat sebagai desa terbanyak yang tidak memiliki jamban. Aktifitas buang air besar (BAB) bagi warga yang tidak memiliki jamban sehat dilakukan di sungai atau di pekarangan kosong. 

Biasanya warga secara berkelompok membuat bangunan jamban dari kayu yang ditutup plastik di atas sungai atau saluran air. Setiap pagi dan petang, mereka pun harus antri untuk membuang hajat karena minimnya jamban tersebut.

"Kalau buang air di kali, karena di rumah tidak ada WC. Tidak cuma saya, warga di sini banyak yang buang air di sungai," ungkap Nuryati (32) warga Desa Pagejugan, Kecamatan Brebes, Rabu (24/05/2017).

Meski sudah memiliki rumah permanen, keluarga Nuryati ini tidak memiliki WC. Selain alasan tidak memiliki biaya, keluarga ini tidak membuat jamban karena lokasi rumah berada di pinggi saluran air. Mereka lebih memilih membuang hajat di saluran air daripada membuat jamban. 

Alasan serupa dikemukakan oleh Sutirah (57). "Tidak ada jamban dan sumur. Kalau BAB tinggal bawa ember ke jamban sungai. Kalau mandi masih numpang di tetangga," katanya.

Untuk membantu warga miksin yang tidak memiliki jamban, Lembaga Jamban Sehat Tuntas, telah melakukan berbagai terobosan untuk menghimpun dana. Bantuan yang diterima akan disalurkan ke warga miskin secara stimulan. 

"Warga hanya membayar Rp 500.000 dan sisanya akan ditanggung oleh lembaga," kata Adi Assegaf, aktifis Lembaga Jamban Sehat Tuntas.

Bagi warga yang benar benar miskin, maka akan dicarikan donatur lain untuk bantuan stimulan ini. Secara umum, untuk membangun satu jamban sehat diperlukan biaya Rp 1,3 juta, sudah termasuk kloset dan septic tank.

Menurut Bupati Brebes, Idza Priyanti, pihaknya berupaya akan membantu warga yang belum memiliki jamban sehat. Selain melalui dana APBD juga menghimpun dana dari perusahaan-perusahaan swasta untuk membantu membangun jamban. Keberadaan jamban apung tersebut merusak keindahan dan kebersihan sungai serta bisa menyebarkan penyakit, seperti kolera dan diare.

(dtc)


Baca juga :

Related Post


Tinggalkan Komentar Anda