ini adalah iklan oleh pihak ketiga
Ilustrasi (dok. istimewa)
BATANG, jejakpantura.com - Anak muda harus berhati-hati menerima ideologi yang meragukan. Hal itu disampaikan Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, Agung Wisnu Barata, dalam kegiatan Kelembagaan Demokrasi
yang digelar Jumat (19/5). Bertempat di Aula Kantor Bupati Batang, ia menegaskan, Pancasila dan UUD 1845 sudah paling pas bagi Indonesia, bukan yang lain.
Bertemakan "Pendidikan Politik Menjelang Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2018", Wisnu berbicara di hadapan 70 orang perwakilan pelajar SMA dari Kecamatan Batang.
Ia menuturkan, sudah menjadi ciri anak muda untuk selalu tertarik pada hal baru, tak terkecuali dalam beragama. Karena itulah ia menghimbau agar mereka lebih selektif dalam memilih ilmu yang mereka pelajari. "Hindari yang melenceng dari ideologi Indonesia," kata dia.
Lebih lanjut Wisnu juga mengungkapkan, etika politik bermoral pancasila dijiwai dari nilai-nilai sila dalam pancasila. Jika pancasila sebagai landasan ideal, etika politiknya harus bermoral pancasila. "Tidak boleh ideologi lain atau bebas nilai," terangnya.
Ia menambahkan, ada berbegai faktor yang mempengaruhi politik di Indonesia, yakni budaya global, agama, nasional, lokal(kawasan), dan etnik. Cara membangun etika politik di Indonesia tentu saja bermoral pancasila, semisal mewajibkan pancasila sebagai materi wajib dalam pendidikan moral dalam berdemokrasi.
"Semua elemen masyarakat perlu memberi tauladan seperti itu (berpancasila), baik bersikap, berucap, atau bertindak," ujarnya.
Wisnu juga menyampaikan, perlu dipahami bahwa politik adalah upaya menggapai kehidupan yang lebih baik. Namun, upaya itu harus sesuai dengan etika politik bermoral Pancasila.
Dalam kesempatan itu, Dosen Fakultas Hukum Unikal, Achmad Soeharto juga mengutarakan pandangannya tentang pendidikan politik.
Achmad mengungkapkan, pendidikan politik merupakan adalah proses belajar dan memahami hak, kewajiban, dan tanggung jawab warga negara dalam kehidupan bangsa dan bernegara.(gal)