ini adalah iklan oleh pihak ketiga
Wali Kota Pekalongan Alf Arslan Djunaid (Tribun Jateng/Raka F Pujangga)
PEKALONGAN - Kota Pekalongan memiliki rumah hunian lebih dari 66 ribu rumah. Namun kota yang terletak di wilayah pantai utara (pantura) itu rupanya tidak memiliki hidran yang bisa mengcover seluruh wilayah apabila terjadi musibah kebakaran.
Hanya ada tiga hidran yang bisa digunakan untuk menyuplai air apabila terjadi kebakaran.
Staf Pemadam Kebakaran Pemkot Pekalongan, Swardai, mengatakan, di Kota Pekalongan terdapat 100 lebih hidran namun hanya tiga unit yang berfungsi.
"Total ada 100 lebih titik hidran, tapi yang berfungsi hanya tiga unit saja," kata Swardai, Senin (22/5/2017).
Tiga hidran yang berfungsi tersebut berada di Jalan Sulawesi, Jalan Bandung dan Jalan Gajahmada.
Hidran yang tidak berfungsi itu, kata Swardai, ada yang sudah hilang dan ada juga masih utuh namun tidak dialiri air.
"Sebagian masih ada hidrannya tapi tidak ada airnya. Sisanya hilang entah kemana," katanya.
Swardai mengatakan, dalam satu kecamatan wajib memiliki minimal 10 hidran yang berfungsi.
Untuk lokasi wajib terdapat hidran menurut Swardai adalah lokasi padat penduduk seperti pemukiman, serta lokasi ramai manusia seperti rumah sakit, hotel, kampus serta lokasi perkantoran.
"Untuk swasta seperti hotel itu sudah wajib ada hidrannya. Ada juga seperti rumah sakit atau kampus yang kepadatan manusianya mencapai 5.000 orang itu wajib ada hidran," katanya.
Menurut Swardai, saat ini pihaknya hanya memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Meski terbilang sangat kurang, namun hidran tersisa itulah yang digunakan oleh pemadam kebakaran apabila terjadi musibah di Kota Pekalongan.
"Kami cuma memanfaatkan yang ada saja, pasti kesulitan karena hidrannya kurang. Semoga bisa ditambah lagi hidrannya," katanya.
Sementara itu, Walikota Pekalongan, Alf Arslan Djunaid, mengakui pemadam kebakaran Kota Pekalongan saat ini kekurangan sarana dan prasarana.
Meski memiliki tiga unit armada truk pemadam kebakaran besar, namun truk tersebut justru tidak bisa mengakses ke seluruh lokasi di Kota Pekalongan.
"Ada tiga armada besar, tapi sulit digunakan apabila kebakaran terjadi di wilayah padat penduduk," kata pria yang akrab disapa Alex tersebut kepada Tribun Jateng.
Alex mengaku dalam waktu dekat akan menambah armada truk kecil agar bisa menjangkau lokasi kebakaran di wilayah padat penduduk dan gang sempit.
"Lebih dari 66 ribu rumah di Kota Pekalongan. Jelas armada dan hidran itu sangat kurang. Saat ini, apabila terjadi kebakaran kami meminta bantuan ke kabupaten sekitar. Dalam waktu dekat akan kami tambah armada kecil," katanya.
Terkait hidran, Alex mengaku akan berkoordinasi dengan PDAM Kota Pekalongan.
"Nanti akan komunikasi terkait pengadaan dan perawatannya. Paling tidak standar jumlah hidran terpenuhi agar memudahkan petugas memadamkan api apabila ada kebakaran," pungkasnya.
(tribunjateng)